Dikisahkan suatu ketika, Tuhan menciptakan seorang manusia bernama Adam yang merupakan kakek moyang dari semua manusia. Karena melihat Adam yang kesepian, akhirnya Tuhan menciptakan seorang wanita dari tiga tulang rusuk Adam bernama Hawa. Mereka diperbolehkan untuk tinggal di surga namun dengan syarat tidak diperbolehkan untuk memakan suatu jenis buah yang dikenal dengan nama Khuldi. Hingga pada suatu saat, Iblis yang memang memiliki dendam kepada Adam membujuk Hawa agar menyuruh Adam memetik buah khuldi. Lalu, sepasang manusia inipun dikeluarkan dari surga karena telah melanggar larangan Tuhan.
Bertahun-tahun lamanya Adam dan Hawa turun dari surga, mereka dikaruniai beberapa anak (ada yang meriwayatkan 20 pasang kembar laki-perempuan) salah satunya yang paling istimewa adalah Syis yang tidak memiliki saudara kembar. Syis dinikahkan dengan Mulat dan memiliki seorang putra bernama Sayyid Anwas.
Suatu ketika Iblis yang bernama Ngajajil ingin mencampur darah iblis dengan keturunan Adam dengan cara menukar Mulat dengan anaknya yang mirip dengan Mulat yang bernama Dlajah. Dari Dlajah lahirlah seorang putra bernama Sayyid Anwar.
Sayyid Anwar ketika kecil diasuh oleh Ngajajil hingga suatu ketika ia bertanya siapa ayahnya. Ngajajil pun menjawab bahwa jika dia ingin mencari ayahnya, dia harus mencari orang yang bernama Syis. Setelah itu, Sayyid Anwar pun mencari dan bertemu dengan Syis dan akhirnya diasuh oleh Adam bersama Sayyid Anwas namun diberi pantangan untuk tidak meminum air kehidupan.
Suatu hari, Anwar melanggar pantangan kakeknya dan akhirnya diusir dari tempat kakeknya. Sayyid Anwar pun berkelana dan suka melakukan olah tapa. Suatu saat ia bertemu malaikat Harut dan Marut yang mengarahkannya ke tepian sungai Nil. Di sana ia bertemu dengan anak Adam yang lain dan mempelajari berbagai ilmu. Setelah dirasa cukup ia lalu pergi ke Lembah Dewani yang terletak di antara Pulau Maldewa dan Pulau Laksdewa. Di sana ia melakukan tapa brata dengan cara melihat matahari dari terbit hingga terbenam selama tujuh tahun.
Selesai dari pertapaannya dia pun mampu mengalahkan bangsa jin. Mengetahui bangsa jin telah ditundukkan, seorang raja jin bernama Prabu Nuradi melabrak dan mengajaknya berduel. Prabu Nuradi kalah dan menyerahkan tahta dan putrinya sebagai permaisuri kepada Sayyid Anwar. Karena pertapaannya juga, Sayyid Anwar berubah wujud menjadi cahaya yang lalu diberi julukan Sang Hyang Nurcahya. Dia juga meminta ijin kepada Tuhan menjadi seorang murtad dan penguasa jin. Tuhan pun mengijinkannya.
Sang Hyang Nurcahya dengan permaisurinya melahirkan seorang putra yang ia beri nama Nurrasa. Dari Sang Hyang Nurrasa inilah nanti akan datang keturunan dimulai dari Sang Hyang Darmajaka yang berputra Dewi Darmani; Sang Hyang Darmana; dan Sang Hyang Tiyarta, lalu dari Sang Hyang Wenang berputra Sang Hyang Tunggal; Sang Hyang Hening; Dewi Suyati; dan Sang Hyang Heramaya, dari Sang Hyang Wening (saudara kembar Sang Hyang Wenang) yang berputra Bathara Senggana dan Dewi Senggani, serta dari Sang Hyang Taha yang berputra Sang Hyang Parma.